Senin, 03 Agustus 2009

Evy Indriani: Maestro Baru Surabaya


Publik Surabaya kembali melahirkan maestro baru di bidang busana wedding dan pesta. Dialah Evy Indirani, yang mulai tahun 2009 ini akan senantiasa memarakkan gemerlapnya pesta wedding dengan gaun-gaun eksklusif karyanya berlabel Evy Bridal Boutique.

GEMERLAP panggung bisnis wedding service di Surabaya semakin semarak dengan kehadiran Evy Bridal Boutique. Meskipun tercatat baru, namun nama Evy sendiri sudah berkibar di kancah perwedingan sudah sejak lama. Sebab secara independent gaun karya pemilik nama lengkap Evy Indirani ini sudah banyak dipesan oleh puluhan pengantin.
Berawal dari hoby mendesain pakaian yang secara otodidak diperoleh dari mengamati pekerjaan orang tuanya yang penjahit, bakat Evy terasah sedemikian cepat. Ketertarikan membuat pola dan merancang busana tersebut diakui Evy mulai begitu menonjol pada saat dia duduk di bangku SMA, sekitar tahun 1993. Berkat dorongan orang-orang terdekatnya, Evy pun mengalihkan hobynya menjadi sebuah ladang bisnis menjanjikan.
”Saya benar-benar membuka usaha ini setelah menikah. Saya menikah mengenakan baju (gaun) rancangan sendiri. Ketika itu saya make up di salon dan pemiliknya tertarik dengan baju saya. Mulai saat itulah saya berkarya,” terang istri drg Paulus ini kepada Majalah Wedding Surabaya Catalogue.
Sejak berkiprah tahun 1999, sudah tak terhitung lagi berapa jumlah gaun rancangan Evy yang sudah mengantarkan sejumlah pasangan baru menaiki altar pernikahan. Karya pertamanya diabadikan oleh ibu 2 orang anak ini pada saat pernikahannya sendiri dengan sang suami tercinta.
Kini karya-karya Evy sudah pantas disejajarkan dengan desainer wedding kondang asal Surabaya. Apalagi pada pergelaran wedding show di Plasa Tunjungan Februari 2009 ini, Evy juga turut menggeber rancangannya, sekaligus launching brand-nya Evy Bridal Butique.
Dengan dibantu 30-an orang stafnya, Evy optimis karyanya akan diterima segmen konsumen yang disasarnya. Untuk itu, penyuka masakan Jepang ini selalu mengikuti trend wedding dengan aktif menyimak perkembangan mode di majalah maupun internet. Oleh sebab itu, Evy meramalkan tahun 2009 ini tren busana pengantin internasional akan cenderung identik dengan batu-batuan kristal swarasky.
”Tahun 2009 sepertinya pernak-perniknya akan dominan pada batu-batuan kristal swarovski. Sedangkan bahan utama yang lagi in di antaranya tile Prancis. Sementara itu warna cenderung ivory atau putih tulang,” papar owner Evy Bridal ini.
Eksklusivitas
Keberanian Evy memasuki persaingan ketat bisnis gaun, baik gaun pengantin maupun pesta ini menurutnya berkat dorongan semangat para teman dekatnya. Realisasinya, kini telah berdiri sebuah showroom sekaligus workshop megah di Kawasan Ambengan Surabaya. Di tempat yang baru dibuka awal Januari lalu itu, Evy melengkapi usahanya dengan salon, sehingga bisa bersinergi.
”Saya berani melangkah jauh ini berkat dorongan sahabat dekat, juga dukungan orang tua dan keluarga. Saya berterima kasih sekali kepada semua yang mendukung saya sampai saat ini,” ucap syukur Evy.
Disinggung mengenai harga gaun karyanya, Evy mengatakan bahwa harga standart berkisar Rp. 8 jutaan, sementara yang eksklusif mencapai Rp. 20 jutaaan per potong. Beberapa kalangan seleberitis dan orang terkenal di negeri ini juga banyak yang mengenakan hasil karyanya, namun Evy enggan untuk menyebutkan nama karena hal tersebut merupakan bagian dari eksklusivitas yang dia berikan kepada customernya.
Berbicara tentang karya desainer lain, khususnya perancang luar negeri menjadi pelajaran tersendiri bagi Evy Indirani. ”Para perancang luar negeri lebih tidak pelit ilmu. Mereka selalu mempersilakan karyanya dilihat,” begitu tuturnya kepada Wedding Catalogue.
Evy berharap, dengan banyaknya sumber inspirasi bagi perancang, akan semakin memberikan variasi dan pilihan ide dalam berkarya. Untuk itu, diperlukan kerja sama dan saling menghargai antar-sesama desainer agar menumbuhkan persaingan yang sehat. Konsumen pun bebas menentukan pilihannya sendiri. (arohman)

Biodata Singkat
Nama : Evy Indirani
Tanggal lahir : April 1975
Saudara : Anak tunggal
Suami : drg. Paulus
Anak : 2 orang
Hoby : Mendesain baju
Desainer favorit : Sabastian Gunawan
Makanan Favorit : Suki & Nasi Campur
Warna Kesukaan : Ivory & Cokelat

Showroom & Workshop
Ambengan Tengah No. 4 - 6 Surabaya
Telp. 031.5340647, 5351713, 5356349
Flexi. 031.71234222, HP. 0818310520

Baca Selengkapnya “Evy Indriani: Maestro Baru Surabaya”  »»

Keunikan Pengantin & Busana Sumenep


Prosesi perkawinan ala Madura cukup menjadi perhatian masyarakat Jawa Timur, di samping pernikahan adat Jawa. Madura yang bersebarangan langsung dengan Surabaya memiliki keunikan tersendiri di mata para calon mempelai, khususnya bagi mereka yang memang merupakan memiliki darah kekerabatan dengan pula kerapan sapi tersebut.

SALAH satu upacara pernikahan ala Madura, belum lama ini dihelat oleh Deny dan Heni di Sumenep. Tak ubahnya pengantin di daerah lain, pakaian dan peralatan rias disediakan secara khusus dengan tata cara pemakain tertentu yang harus dipatuhi. Tujuannya tak lain agar pengantin kehilatan benne (bahasa Madura) atau pengantin wanita akan tampak lebih cantik dan anggun, demikian juga pengantin pria akan tampak tampan mengesankan. Tata rias pengantin pada umumnya memang mengandung dua hal, yaitu kecuali mengandung keindahan (estetis) religius dan ada kalanya mengandung arti simbolis serta fungsi dalam kehidupan masyarakat.

Prosesi Adat (Lamaran)
Sebelum dilakukan lamaran biasanya di Madura didahului dengan adanya:
1. NGANGINI (Memberi Angin/Memberi Kabar)
2. ARABAR PAGAR (Membabat pagar/Perkenalan antar orang tua)
3. Alamar Nyabe’ JAJAN (Melamar)
4. ATER TOLO (Mengantar perlengkapan kecantikan, beras, kue, dan baju)
5. NYEDEK TEMO ( Menentukan hari H perkawinan)

Apabila pelaksanaan pernikahan ingin dipercepat, biasanya dilengkapi dengan pisang susu yang berarti kesusu (tergesah-gesah) dan tak lupa daun sirih dan pisang. Biasanya dilengkapi juga dengan seperangkat pakaian dan ikat pinggang (stagen) yang berarti sang anak gadis sudah ada yang mengikat.
Setelah bawaan dari pihak laki-laki digelar di atas meja di depan para tamu, sambil dibuka tutupnya untuk disaksikan isinya oleh para orang tua (sesepuh). Semua barang bawaan keberadaannya disesuaikan dengan kemapuan pihak calon pengantin pria.
Setelah penyerahan dan oleh-oleh dibawa masuk, pada pertengahan acara pihak mempelai pria tak lupa diperkenalkan dengan calon mempelai wanita. Pada saat itu pula sang gadis disuruh sungkem kepada calon suami dan keluarganya yang sudah siap dengan amplop berisi uang untuk diberikan kepada calon menantunya.
Setelah tamu pulang, maka oleh-oleh dikeluarkan lagi untuk dibagikan kepada sanak famili serta tetangga dekat sekaligus sebagai bentuk pemberitahuan bahwa sang anak gadis sudah bertunangan. Pada malam harinya calon mantu laki-laki diantar kerabat untuk berkenalan dengan calon mertuanya.
Seminggu kemudian pihak perempuan mengadakan kunjungan balasan dengan membawa nasi lengkap dengan lauk-pauknya antara lain: hidangan nasi: 6 piring karang benaci (ikan kambing yang dimasak kecap), 1 baskom gulai kambing, 6 piring ikan kambing masak putih, 6 piring masak ikan ayam masak merah, 6 sisir sate yang besar-besar (1 sisi 10 tusuk), 2 sisir pisang raja.
Balasan jajan untuk untuk calon menantu pria terdiri atas satu tenong nasi lengkap dengan lauknya. Setelah acara lamaran ini, resmilah pertunangan dari kedua pihak dan siap melangsungkan pernikahan.

SEBELUM PERKAWINAN
Perawatan untuk calon mempelai wanita, 40 hari sebelum melangsungkan pernikahan dia sudah harus dipingit. Artinya, calon mempelai wanita dilarang meninggalkan rumah, dengan begitu dia bisa melakukan perawatan tubuh dengan baik. Adapun proses perawatan yang harus dilakukan antara lain:
1. Meminum jamu ramuan madura.
2. Melakukan perawatan kulit menggunakan:
a. Bedak penghalus kulit
b. Bedak dingin
c. Bedak mangir wangi
d. Bedak kamoridhan
e. Bedak bida, yang berkhasiat:
- Menjaga kesehata kulit
- Menghaluskan kulit muka
- Menjadikan kulit kuning langsat
- Menghilangkan bau badan, dll.

3. Menghindarkan makanan yang banyak mengandung air, misalnya buah-buahan (nanas, mentimun, pepaya) dan melakukan perawatan rambut menggunakan wangi-wangian.

SAAT PERKAWINAN
Pada saat melangsungkan pernikahan calon mempelai pria menggunakan Beskaic Blankon, dan Kain Panjang dengan diiringi orang tua dan kerabat keluarga. Sedangkan untuk calon mempelai wanita menggunakan Kebaya dan Kain Pangjang.
Upacara akad nikah dilaksanakan oleh penggulu dengan dua orang saksi (ijab kabul) dengan disaksikan oleh para undangan yang pada umumnya dengan mas kawin Alquran dan sajadah (sesuai kesepakatan bersama) dan selanjutnya dilakukan syukuran bersama. Usai akad, mempelai laki-laki pulang dulu ke rumahnya dilanjutkan dengan acara resepsi pada malam harinya.

RESEPSI PERKAWINAN
Pada resepsi perkawinan, tata rias penganten Sumenep ada 3 macam, yaitu:
1. Perayaan malam pertama menggunakan Rias Lega
Pada malam resepsi pernikahan ini, kedua mempelai datang ke tempat resepsi dengan diiringi perias, orang tua dan kerabat, atau biasanya khusus diantar oleh paman mempelai wanita untuk memasuki ruang resepsi. Kemudian dilanjutkan dengan upacara muter duleng yaitu penganten wanita duduk bersila pada sebuah baki besar dengan membelakangi arah datangnya mempelai pria. Penganten pria berjalan jongkok menuju penganten wanita dan memutar baki sampai berhadapan dengan artian bahwa pengantin pria telah siap memutar roda tumah tangga.
Sesudah pengantin pria memegang bagian ubun-ubun sang wanita dengan mengucap “Aku adalah suamimu dan engkau adalah istriku” kemudian pengantin wanita diajak menuju pelaminan dengan menggunakan pakaian adat (LEGA). Sedangkan undangan yang hadir terdiri atas para orang tua dekat, kerabat, dan semua sanak saudara dari kedua belah pihak.

2. Perayaan malam kedua menggunakan Rias Kapotren.
Pada malam kedua, busana yang dikenakan oleh sepasang mempelai adalah KAPUTREN dengan undangan terbatas, yaitu para pini sepuh dan kalangan keluarga dekat saja.

3. Perayaan malam ketiga menggunakan Rias Lilin.
Pada malam ketiga ini pengantin menggunakan rias lilin dengan kebaya putih dengan hiasan melati yang menandakan lambang kesucian dan merupakan malam pertama untuk pengantin.
Kemudian, pada hari yang keempat pengantin sudah melakukan kunjugan keluarga mertua dan sanak famili, dan penganten wanita setiap kali berkunjung selalu mendapat Ontalan yaitu pemberian uang dan ucapan “Selamat Menempuh Hidup Baru“.
Begitulah sekelumit prosesi pernikahan adat Madura di Sumenep. Bagaimana, Anda tertarik untuk memilihnya sebagai prosesi pernikahan Anda...?


Baca Selengkapnya “Keunikan Pengantin & Busana Sumenep”  »»
Template by : kendhin x-template.blogspot.com