Senin, 03 Agustus 2009

Keunikan Pengantin & Busana Sumenep


Prosesi perkawinan ala Madura cukup menjadi perhatian masyarakat Jawa Timur, di samping pernikahan adat Jawa. Madura yang bersebarangan langsung dengan Surabaya memiliki keunikan tersendiri di mata para calon mempelai, khususnya bagi mereka yang memang merupakan memiliki darah kekerabatan dengan pula kerapan sapi tersebut.

SALAH satu upacara pernikahan ala Madura, belum lama ini dihelat oleh Deny dan Heni di Sumenep. Tak ubahnya pengantin di daerah lain, pakaian dan peralatan rias disediakan secara khusus dengan tata cara pemakain tertentu yang harus dipatuhi. Tujuannya tak lain agar pengantin kehilatan benne (bahasa Madura) atau pengantin wanita akan tampak lebih cantik dan anggun, demikian juga pengantin pria akan tampak tampan mengesankan. Tata rias pengantin pada umumnya memang mengandung dua hal, yaitu kecuali mengandung keindahan (estetis) religius dan ada kalanya mengandung arti simbolis serta fungsi dalam kehidupan masyarakat.

Prosesi Adat (Lamaran)
Sebelum dilakukan lamaran biasanya di Madura didahului dengan adanya:
1. NGANGINI (Memberi Angin/Memberi Kabar)
2. ARABAR PAGAR (Membabat pagar/Perkenalan antar orang tua)
3. Alamar Nyabe’ JAJAN (Melamar)
4. ATER TOLO (Mengantar perlengkapan kecantikan, beras, kue, dan baju)
5. NYEDEK TEMO ( Menentukan hari H perkawinan)

Apabila pelaksanaan pernikahan ingin dipercepat, biasanya dilengkapi dengan pisang susu yang berarti kesusu (tergesah-gesah) dan tak lupa daun sirih dan pisang. Biasanya dilengkapi juga dengan seperangkat pakaian dan ikat pinggang (stagen) yang berarti sang anak gadis sudah ada yang mengikat.
Setelah bawaan dari pihak laki-laki digelar di atas meja di depan para tamu, sambil dibuka tutupnya untuk disaksikan isinya oleh para orang tua (sesepuh). Semua barang bawaan keberadaannya disesuaikan dengan kemapuan pihak calon pengantin pria.
Setelah penyerahan dan oleh-oleh dibawa masuk, pada pertengahan acara pihak mempelai pria tak lupa diperkenalkan dengan calon mempelai wanita. Pada saat itu pula sang gadis disuruh sungkem kepada calon suami dan keluarganya yang sudah siap dengan amplop berisi uang untuk diberikan kepada calon menantunya.
Setelah tamu pulang, maka oleh-oleh dikeluarkan lagi untuk dibagikan kepada sanak famili serta tetangga dekat sekaligus sebagai bentuk pemberitahuan bahwa sang anak gadis sudah bertunangan. Pada malam harinya calon mantu laki-laki diantar kerabat untuk berkenalan dengan calon mertuanya.
Seminggu kemudian pihak perempuan mengadakan kunjungan balasan dengan membawa nasi lengkap dengan lauk-pauknya antara lain: hidangan nasi: 6 piring karang benaci (ikan kambing yang dimasak kecap), 1 baskom gulai kambing, 6 piring ikan kambing masak putih, 6 piring masak ikan ayam masak merah, 6 sisir sate yang besar-besar (1 sisi 10 tusuk), 2 sisir pisang raja.
Balasan jajan untuk untuk calon menantu pria terdiri atas satu tenong nasi lengkap dengan lauknya. Setelah acara lamaran ini, resmilah pertunangan dari kedua pihak dan siap melangsungkan pernikahan.

SEBELUM PERKAWINAN
Perawatan untuk calon mempelai wanita, 40 hari sebelum melangsungkan pernikahan dia sudah harus dipingit. Artinya, calon mempelai wanita dilarang meninggalkan rumah, dengan begitu dia bisa melakukan perawatan tubuh dengan baik. Adapun proses perawatan yang harus dilakukan antara lain:
1. Meminum jamu ramuan madura.
2. Melakukan perawatan kulit menggunakan:
a. Bedak penghalus kulit
b. Bedak dingin
c. Bedak mangir wangi
d. Bedak kamoridhan
e. Bedak bida, yang berkhasiat:
- Menjaga kesehata kulit
- Menghaluskan kulit muka
- Menjadikan kulit kuning langsat
- Menghilangkan bau badan, dll.

3. Menghindarkan makanan yang banyak mengandung air, misalnya buah-buahan (nanas, mentimun, pepaya) dan melakukan perawatan rambut menggunakan wangi-wangian.

SAAT PERKAWINAN
Pada saat melangsungkan pernikahan calon mempelai pria menggunakan Beskaic Blankon, dan Kain Panjang dengan diiringi orang tua dan kerabat keluarga. Sedangkan untuk calon mempelai wanita menggunakan Kebaya dan Kain Pangjang.
Upacara akad nikah dilaksanakan oleh penggulu dengan dua orang saksi (ijab kabul) dengan disaksikan oleh para undangan yang pada umumnya dengan mas kawin Alquran dan sajadah (sesuai kesepakatan bersama) dan selanjutnya dilakukan syukuran bersama. Usai akad, mempelai laki-laki pulang dulu ke rumahnya dilanjutkan dengan acara resepsi pada malam harinya.

RESEPSI PERKAWINAN
Pada resepsi perkawinan, tata rias penganten Sumenep ada 3 macam, yaitu:
1. Perayaan malam pertama menggunakan Rias Lega
Pada malam resepsi pernikahan ini, kedua mempelai datang ke tempat resepsi dengan diiringi perias, orang tua dan kerabat, atau biasanya khusus diantar oleh paman mempelai wanita untuk memasuki ruang resepsi. Kemudian dilanjutkan dengan upacara muter duleng yaitu penganten wanita duduk bersila pada sebuah baki besar dengan membelakangi arah datangnya mempelai pria. Penganten pria berjalan jongkok menuju penganten wanita dan memutar baki sampai berhadapan dengan artian bahwa pengantin pria telah siap memutar roda tumah tangga.
Sesudah pengantin pria memegang bagian ubun-ubun sang wanita dengan mengucap “Aku adalah suamimu dan engkau adalah istriku” kemudian pengantin wanita diajak menuju pelaminan dengan menggunakan pakaian adat (LEGA). Sedangkan undangan yang hadir terdiri atas para orang tua dekat, kerabat, dan semua sanak saudara dari kedua belah pihak.

2. Perayaan malam kedua menggunakan Rias Kapotren.
Pada malam kedua, busana yang dikenakan oleh sepasang mempelai adalah KAPUTREN dengan undangan terbatas, yaitu para pini sepuh dan kalangan keluarga dekat saja.

3. Perayaan malam ketiga menggunakan Rias Lilin.
Pada malam ketiga ini pengantin menggunakan rias lilin dengan kebaya putih dengan hiasan melati yang menandakan lambang kesucian dan merupakan malam pertama untuk pengantin.
Kemudian, pada hari yang keempat pengantin sudah melakukan kunjugan keluarga mertua dan sanak famili, dan penganten wanita setiap kali berkunjung selalu mendapat Ontalan yaitu pemberian uang dan ucapan “Selamat Menempuh Hidup Baru“.
Begitulah sekelumit prosesi pernikahan adat Madura di Sumenep. Bagaimana, Anda tertarik untuk memilihnya sebagai prosesi pernikahan Anda...?


2 komentar:

Unknown mengatakan...

bagus bwngt,,,

Unknown mengatakan...

bagus banget ....
aq ikut bangga jd orng smnep...

Template by : kendhin x-template.blogspot.com